Kamis, 31 Januari 2013

KA'BAH dan Penentuan Arah Kiblat



Ka'bah ditengah masjidil Haram
Kakbah (bahasa Arab: الكعبة, transliterasi: Ka'bah) adalah sebuah bangunan mendekati bentuk kubus yang terletak di tengah Masjidil Haram di Mekah. Bangunan ini adalah monumen suci bagi kaum muslim (umat Islam). Merupakan bangunan yang dijadikan patokan arah kiblat atau arah patokan untuk hal hal yang bersifat ibadah bagi umat Islam di seluruh dunia seperti salat. Selain itu, merupakan bangunan yang wajib dikunjungi atau diziarahi pada saat musim haji dan umrah.
Sejarahwan, narator dan lainnya memiliki pendapat berbeda tentang siapa yang telah membangun Kakbah. Beberapa pendapat itu ada yang mengatakan Malaikat, Adam dan Syits. Dimensi struktur bangunan kakbah lebih kurang berukuran 13,10m tinggi dengan sisi 11,03m kali 12,62m. Juga disebut dengan nama Baitullah.

Sejarah perkembangan
Kakbah yang juga dinamakan Bayt al `Atiq (Arab:بيت العتيق, Rumah Tua) adalah bangunan yang dipugar pada masa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail setelah Nabi Ismail berada di Mekkah atas perintah Allah SWT. Dalam Al-Qur'an, surah 14:37 tersirat bahwa situs suci Kakbah telah ada sewaktu Nabi Ibrahim menempatkan Hajar dan bayi Ismail di lokasi tersebut.
Pada masa Nabi Muhammad SAW berusia 30 tahun (sekitar 600 M dan belum diangkat menjadi Rasul pada saat itu), bangunan ini direnovasi kembali akibat banjir bandang yang melanda kota Mekkah pada saat itu. Sempat terjadi perselisihan antar kepala suku atau kabilah ketika hendak meletakkan kembali batu Hajar Aswad pada salah satu sudut Kakbah, namun berkat penyelesaian Muhammad SAW perselisihan itu berhasil diselesaikan tanpa pertumpahan darah dan tanpa ada pihak yang dirugikan.
Pada saat menjelang Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi sampai kepindahannya ke kota Madinah, bangunan Kakbah yang semula rumah ibadah agama monotheisme (Tauhid) ajaran Nabi Ibrahim telah berubah menjadi kuil pemujaan bangsa Arab yang di dalamnya diletakkan sekitar 360 berhala/patung yang merupakan perwujudan tuhan-tuhan politheisme bangsa Arab ketika masa kegelapan pemikiran (jahilliyah) padahal sebagaimana ajaran Nabi Ibrahim yang merupakan nenek moyang bangsa Arab dan bangsa Yahudi serta ajaran Nabi Musa terhadap kaum Yahudi, Allah Sang Maha Pencipta tidak boleh dipersekutukan dan disembah bersamaan dengan benda atau makhluk apapun jua dan tidak memiliki perantara untuk menyembahNya serta tunggal tidak ada yang menyerupaiNya dan tidak beranak dan tidak diperanakkan (Surah Al-Ikhlas dalam Al-Qur'an). Kakbah akhirnya dibersihkan dari patung-patung agama politheisme ketika Nabi Muhammad membebaskan kota Mekkah tanpa pertumpahan darah dan dikembalikan sebagai rumah ibadah agama Tauhid (Islam).

Rabu, 30 Januari 2013

Sejarah Perkembangan Hadits


Masa Nabi Muhammad saw merupakan periode pertama sejarah dan perkembangan hadis. Masa ini cukup singkat, hanya 23 tahun lamanya dimulai sejak tahun 13 sebelum Hijriah atau bertepatan dengan 610 Masehi sampai dengan tahun 11 Hijriah atau bertepatan dengan 632 Masehi.
Saat itu hadis diterima dengan mengandalkan hafalan para sahabat Nabi saw. Para sahabat pada masa itu belum merasa ada urgensi untuk melakukan penulisan hadis-hadis Nabi, mengingat Nabi saw masih mudah untuk dihubungi dan dimintai keterangan-keterangan tentang segala hal yang berhubungan dengan ibdah dan mu'amalah keseharian umat Islam.
Perhatian Rasul Terhadap Ilmu
Rasulullah saw adalah orang yang sangat memperhatikan ilmu. Beliau mengingatkan dengan tegas akan pentingnya menuntut ilmu, dan oleh karena itu menuntut ilmu wajib bagi umat Islam, seperti hadis Rasulullah saw berikut ini:
-->
طَلَبُ اْلعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ (أخرجه ابن ماجه)
Mencari ilmu itu wajib hukumnya bagi setiap orang Islam. (Hadis diriwayatkan oleh Ibn Majah)
Bukan hanya mencari ilmu yang diperintahkan oleh Rasulullah saw, akan tetapi ilmu yang sudah kita terima, juga harus kita sampaikan kepada orang lain. Sebagaimana Hadis Rasulullah saw berikut ini:
-->
أَلاَ لِيُبَلِّغِ الشَّاهِدُ الغَائِبَ. (أخرجه ابن ماجه)
Ingatlah, hendaklah yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir. (Hadis diriwayatkan oleh Ibn Majah)
Dari hadis di atas jelas diterangkan bahwa orang yang menghadiri majlis ilmu senantiasa menyebarkan ilmu yang ia terima kepada orang lain yang tidak dapat menghadirinya, dalam kata lain adalah orang-orang yang belum mengetahui ilmu yang ia terima. Dalam hadis lain Rasulullah saw juga menjelaskan akan posisi atau status para Ulama (oran-orang yang berilmu), seperti hadis berikut ini :
-->
العُلَمَاءُ وَرَثَةُ اْلأَنْبِياَء
Orang-orang yang berilmu (Ulama) adalah pewaris para Nabi.

BUKHARA Kota Ilmu Pengetahuan

”Gudang lmu Pengetahuan!” Begitu sastrawan besar Iran, Ali Akbar Dehkhoda menjuluki Bukhara — salah satu kota penting dalam sejarah peradaban Islam. Penyair Jalaludin Rumi pun secara khusus menyanjung Bukhara.
Bukhara sumber pengetahuan. Oh, Bukhara pemilik pengetahuan,” ungkap Rumi dalam puisinya menggambarkan kekagumannya kepada Bukhara tanah kelahiran sederet ulama dan ilmuwan besar. Konon, nama Bukhara berasal dari bahasa Mongol, yakni ‘Bukhar’ yang berarti lautan ilmu. Kota penting dalam jejak perjalanan Islam itu terletak di sebelah Barat Uzbekistan, Asia Tengah. Wilayah itu, dalam sejarah Islam dikenal dengan sebutan Wa Wara’ an-Nahr atau daerah-daerah yang bertengger di sepanjang Sungai Jihun. Letak Bukhara terbilang amat amat strategis, karena berada di jalur sutera. Tak heran, bila sejak dulu kala Bukhara telah menjelma menjadi pusat perdagangan, ilmu pengetahuan, budaya dan agama. Di kota itulah bertemu pedagang dari berbagai bangsa di Asia barat termasuk Cina. Lalu sejak kapan Bukhara mulai dikenal?
Menurut syair kepahlawanan Iran, kota Bukhara dibangun oleh raja Siavush anak Shah Kavakhous, salah satu Shah dalam cerita dongeng Iran yang berasal dari Dinasti Pishdak. Secara resmi, kota itu berdiri ada sejak tahun 500 SM di wilayah yang kini disebut Arq. Namun, oasis Bukhara telah didiami manusia mulai tahun 3000 SM, yakni semasa zaman perunggu.
Wilayah Bukhara, sejak 500 SM sudah menjadi wilayah kekuasaan Kekaisaran Persia. Seiring waktu, Bukhara berpindang tangan dari satu kekuasaan ke kekuasaan lainnya, seperti Aleksander Agung, kekaisaran Hellenistic Seleucid, Greco-Bactaian, dan Kerajaan Kushan.
Selama masa itu, Bukhara menjadi pusat pemujaan Anahita. Dalam satu putaran bulan, penduduknya biasa merayakan ritual ibadah dengan mengganti berhala yang sudah usang dengan berhala yang baru. Sebelum Islam menaklukan wilayah itu, penduduk Bukhara adalah para penganut agama Zoroaster yang menyembah api.
Kehidupan penduduk Bukhara mulai berubah ketika tentara Islam datang membawa dakwah. Pada akhir tahun 672, Ziyad bin Abihi menugaskan Miqdam Rabi’ bin Haris berlayar dari Irak menuju daerah Khurasan. Miqdam berhasil menaklukan wilayah itu sampai ke Iran Timur. Setelah Ziyad meninggal, Mu’awiyah, Khalifah Bani Umayyah memerintahkan Ubaidillah bin Ziyad untuk menaklukan Bukhara.

Selasa, 29 Januari 2013

Pengantar Sejarah Kebudayaan Islam


A. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam
Pengertian Sejarah :
  • Menurut bahasa, sejarah berarti riwayat atau kisah. Dalam bahasa Arab, sejarah disebut dengan tarikh, yang mengandung arti ketentuan masa atau waktu.
  • Sebagian orang berpendapat bahwa sejarah sepadan dengan kata syajarah yang berarti pohon (kehidupan).
  • Sedangkan menurut istilah, sejarah adalah kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lampau.
Pengertian Kebudayaan :
  • Kebudayaan berasal dari bahasa Sansakerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal). Budi mempunyai arti akal, kelakuan, dan norma. Sedangkan “daya” berarti hasil karya cipta manusia.
  • Dengan demikian, kebudayaan adalah semua hasil karya, karsa dan cipta manusia di masyarakat.
  • Istilah "kebudayaan" sering dikaitkan dengan istilah "peradaban". Perbedaannya : kebudayaan lebih banyak diwujudkan dalam bidang seni, sastra, religi dan moral, sedangkan peradaban diwujudkan dalam bidang politik, ekonomi, dan teknologi.
  • Apabila dikaitkan dengan Islam, maka Kebudayaan Islam adalah hasil karya, karsa dan cipta umat Islam yang didasarkan kepada nilai-nilai ajaran Islam yang bersumber hukum dari al-Qur'an dan sunnah Nabi.
Pengertian Islam :
  • Islam berasal dari bahasa arab yaitu “Aslama-Yuslimu-Islaman” yang artinya selamat.
  • Menurut istilah, Islam adalah agama samawi yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw sebagai petunjuk bagi manusia agar kehidupannya membawa rahmat bagi seluruh alam.
Kesimpulan :
Sejarah Kebudayaan Islam adalah kejadian atau peristiwa masa lampau yang berbentuk hasil karya, karsa dan cipta umat Islam yang didasarkan kepada sumber nilai-nilai Islam.
Unsur Pembentuk Kebudayaan Islam

Biografi IMAM ASY-SYAFI'I


Imam asy-syafi'i
Abū ʿAbdullāh Muhammad bin Idrīs al-Shafiʿī atau Muhammad bin Idris asy-Syafi`i (bahasa Arab: محمد بن إدريس الشافعي) yang akrab dipanggil Imam Syafi'i (Ashkelon, Gaza, Palestina, 150 H / 767 - Fusthat, Mesir 204H / 819M) adalah seorang mufti besar Sunni Islam dan juga pendiri mazhab Syafi'i. Imam Syafi'i juga tergolong kerabat dari Rasulullah, ia termasuk dalam Bani Muththalib, yaitu keturunan dari al-Muththalib, saudara dari Hasyim, yang merupakan kakek Muhammad.
Saat usia 20 tahun, Imam Syafi'i pergi ke Madinah untuk berguru kepada ulama besar saat itu, Imam Malik. Dua tahun kemudian, ia juga pergi ke Irak, untuk berguru pada murid-murid Imam Hanafi di sana.
Imam Syafi`i mempunyai dua dasar berbeda untuk Mazhab Syafi'i. Yang pertama namanya Qaulun Qadim dan Qaulun Jadid.

Kelahiran dan kehidupan keluarga
Kelahiran
Kebanyakan ahli sejarah berpendapat bahwa Imam Syafi'i lahir di Gaza, Palestina, namun di antara pendapat ini terdapat pula yang menyatakan bahwa dia lahir di Asqalan; sebuah kota yang berjarak sekitar tiga farsakh dari Gaza. Menurut para ahli sejarah pula, Imam Syafi'i lahir pada tahun 150 H, yang mana pada tahun ini wafat pula seorang ulama besar Sunni yang bernama Imam Abu Hanifah.

Nasab
Imam Syafi'i merupakan keturunan dari al-Muththalib, jadi dia termasuk ke dalam Bani Muththalib. Nasab Beliau adalah Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syafi’ bin As-Sa’ib bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim bin Al-Mutthalib bin Abdulmanaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan. Nasabnya bertemu dengan Rasulullah di Abdul-Manaf.
Dari nasab tersebut, Al-Mutthalib bin Abdi Manaf, kakek Muhammad bin Idris Asy-Syafi`ie, adalah saudara kandung Hasyim bin Abdi Manaf kakek Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa alihi wasallam .
Kemudian juga saudara kandung Abdul Mutthalib bin Hasyim, kakek Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa alihi wasallam , bernama Syifa’, dinikahi oleh Ubaid bin Abdi Yazid, sehingga melahirkan anak bernama As-Sa’ib, ayahnya Syafi’. Kepada Syafi’ bin As-Sa’ib radliyallahu `anhuma inilah bayi yatim tersebut dinisbahkan nasabnya sehingga terkenal dengan nama Muhammad bin Idris Asy-Syafi`ie Al-Mutthalibi. Dengan demikian nasab yatim ini sangat dekat dengan Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa alihi wasallam .

Senin, 28 Januari 2013

TRADISI DAN MODERNISASI PESANTREN



Pondok pesantren, atau sering disingkat pondok atau ponpes, adalah sekolah Islam berasrama yang terdapat di Indonesia. Pendidikan di dalam pesantren bertujuan untuk memperdalam pengetahuan tentang al-Qur'an dan Sunnah Rasul, dengan mempelajari bahasa Arab dan kaidah-kaidah tata bahasa-bahasa Arab. Para pelajar pesantren (disebut sebagai santri) belajar di sekolah ini, sekaligus tinggal pada asrama yang disediakan oleh pesantren. Institusi sejenis juga terdapat di negara-negara lainnya; misalnya di Malaysia dan Thailand Selatan yang disebut sekolah pondok, serta di India dan Pakistan yang disebut madrasa Islamia
Sejarah umum
Umumnya, suatu pondok pesantren berawal dari adanya seorang kyai di suatu tempat, kemudian datang santri yang ingin belajar agama kepadanya. Setelah semakin hari semakin banyak santri yang datang, timbullah inisiatif untuk mendirikan pondok atau asrama di samping rumah kyai. Pada zaman dahulu kyai tidak merencanakan bagaimana membangun pondoknya itu, namun yang terpikir hanyalah bagaimana mengajarkan ilmu agama supaya dapat dipahami dan dimengerti oleh santri. Kyai saat itu belum memberikan perhatian terhadap tempat-tempat yang didiami oleh para santri, yang umumnya sangat kecil dan sederhana. Mereka menempati sebuah gedung atau rumah kecil yang mereka dirikan sendiri di sekitar rumah kyai. Semakin banyak jumlah santri, semakin bertambah pula gubug yang didirikan. Para santri selanjutnya memopulerkan keberadaan pondok pesantren tersebut, sehingga menjadi terkenal kemana-mana, contohnya seperti pada pondok-pondok yang timbul pada zaman Walisongo.
Pondok Pesantren di Indonesia memiliki peran yang sangat besar, baik bagi kemajuan Islam itu sendiri maupun bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan. Berdasarkan catatan yang ada, kegiatan pendidikan agama di Nusantara telah dimulai sejak tahun 1596. Kegiatan agama inilah yang kemudain dikenal dengan nama Pondok Pesantren. Bahkan dalam catatan Howard M. Federspiel- salah seorang pengkaji ke-Islaman di Indonesia, menjelang abad ke-12 pusat-pusat studi di Aceh (pesantren disebut dengan nama Dayah di Aceh) dan Palembang (Sumatera), di Jawa Timur dan di Gowa (Sulawesi) telah menghasilkan tulisan-tulisan penting dan telah menarik santri untuk belajar. 
Definisi pesantren secara Etimologi
Istilah pesantren berasal dari kata pe-santri-an, dimana kata "santri" berarti murid dalam Bahasa Jawa. Istilah pondok berasal dari Bahasa Arab funduuq (فندوق) yang berarti penginapan. Khusus di Aceh, pesantren disebut juga dengan nama dayah. Biasanya pesantren dipimpin oleh seorang Kyai. Untuk mengatur kehidupan pondok pesantren, kyai menunjuk seorang santri senior untuk mengatur adik-adik kelasnya, mereka biasanya disebut lurah pondok. Tujuan para santri dipisahkan dari orang tua dan keluarga mereka adalah agar mereka belajar hidup mandiri dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan dengan kyai dan juga Tuhan.

Minggu, 27 Januari 2013

TELAAH DAN UNDUH GRATIS TAFSIR IBNU KASTIR

Biografi Ibnu Katsir

Imam Al Hafidz Ibnu Katsir adalah seorang ulama syafi’I dan salah satu dari ahli hadits, dilahirkan di kota ibunya yaitu kota mijdal yang berada di Bashra. Dan Ibnu Katsir tumbuh dalam kondisi keluarga yang mengutamakan keilmuan dan ajaran agama. Ayahnya bernama Umar bin Hafsh bin Katsir , dan ayahnya meninggal pada tahun 707 H ketika ia berumur tiga tahun, lalu berpindahlah Ibnu Katsir ke kota Damaskus. Setelah ayahnya meninggal, Ibnu Katsir dididik dan dibesarkan oleh saudaranya yang bernama syaikh abdul wahhab dan dari saudaranya inilah Ibnu Katsir belajar ilmu fiqh.

Pada tahun 706 ketika berumur 6 tahun Ibnu Katsir pergi dan menetap di kota damaskus, ibu kota Syiria. Setibanya di Damaskus Ibnu Katsir mendalami ilmu fiqih kepada Syekh Burhanuddin Ibrohim Ibnu Abdirrohman Alfazzari yang biasa dikenal dengan sebutan Ibnu al Farkah.

Kesungguhannya didalam menuntut ilmu membuatnya tidak hanya mengupas ilmu dibidang fiqih, lebih dari itu Ibnu Katsir pun menelusuri keilmuan dibidang lain seperti tafsir, hadits bahkan sejarah. Kesungguhan, kecerdasan serta daya hafal yang kuat membawa sang imam menjadi sosok yang memiliki kredibilitas bukan hanya dibidang tafsir, akan tetapi Ibnu Katsir pun dikenal sebagai ahli hadits bahkan sejarah. Karya Imam Ibnu Katsir dibidang hadits semisal “at-takmil fi ma’rifah at-tsiqot wa al-majahil ” atau karya beliau “ jami’ al-masanid wa as-sunan “ menjadi bukti nyata bahwa selain tokoh dalam dunia tafsir Ibnu Katsir juga tokoh dalam dunia hadits, atau karyanya “al-bidayah wa an-nihayah” menjadi bukti akan kompetensinya di bidang sejarah.
Pada tahun 711 H, Imam Ibnu Katsir berhasil menghafal Al-Quran dibawah bimbingan Syekh Ghailan al-Ba’labaki, hal ini bertepatan dengan kedatangan Syekh al-hafiz Ibnu Jama’ah di kota Damaskus. Imam Ibnu Katsir pun menemuinya untuk berguru, dari Syaikh al-hafiz Ibnu Jama’ah inilah Ibnu Katsir belajar takhrij hadits kitab ar-rafi’I (as-syarh al-kabir) sebuah kitab fikih mazhab syafi’i.

Seiring berjalannya waktu tumbuhlah Ibnu Katsir menjadi sesosok yang selalu menyibukkan diri dengan keilmuan. Ibnu Katsir mencari ilmu kepada banyak guru, diantaranya :
- Syaikh Al Islam Abu Abbas Ahmad bin Taymiyah
- Syaikh Al Hafidz Abu Al Hajjaj Yusuf
- Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad Adz Dzahabi
- Syaikh Abu Abbas Ahmad Al Hijar ( ibnu As syahnah )
- Syaikh Abu Ishak Ibrohim Al Fazari
- Syaikh Al Hafidz Kamaluddin Abdul Wahhab
- Imam Kamaluddin Abu Ma’ali Muhammad bin Zamalkani
- Imam Muhyiyuddin Abu Zakariya Yahya Asysyaybani
- Imam Muhammad Qosim Al Barzali
- Syaikh Syamsuddin Abu Nashr Muhammad Asysyirazi

Jumat, 25 Januari 2013

Pencairan Dana BPPDGS & SPJ Madin NURUDH DHOLAM 2012

Cover SPJ Madin Nurudh Dholam
Digelontorkannya dana BPPDGS oleh Pemprov Jatim merupakan angin segar bagi madrasah - madrasah Diniyah di Jawa Timur. Jumlah dana sekitar Rp 20 milyar yang dialokasikan Pemerintah Provinsi Jawa Timur plus dengan dana pendamping dari Pemerintah Kabupaten. Proses pencairan dana BPPDGS  (Bantuan Penyelenggaraan Pendidikan Dinuyah dan Guru Swasta) di Kabupaten Pacitan untuk Tahun 2012 ini mulai dicairkan ke rekenimh masing - masing madrasah diniyah pada pertengahan bulan Nopember. Kurangnya informasi, sosialialisasi dan koordinasi yang  jelas untuk tanggal penarikan dana bantuan tersebut antara pihak Dinas Pendidikan, Kementerian Agama dan Koordinator di wilayah kecamatan dengan madin - madin di wilayah kecamatan, berakibat pada proses pengambilan dana BPPDGS tidak serempak. Akibat ketidakserempakan penarikan dana BPPDGS tersebut dari rekening masing - masing madin berimbas pada keterlambatan sebagian madin dalam proses pembuatan SPJ/LPJ Laporan Pertanggungjawaban dana BPPDGS. Alasan keterlambatan sebagian madin menarik dana dari rekening antara lain informasi yang diterima hanya berasal dari mulut ke mulut sesama rekan - rekan pengelola madin istilahnya getok tular.  Sebenarnya dapat dipahami mengapa informasi tidak bisa secepat yang kita bayangkan mengingat kondisi geografis wilayah Kebonagung yang sebagian besar pegunungan dan jauh dari pusat informasi global. Hal tersebut sebenarnya dapat diatasi jika terjalin kerjasama/koordinasi yang baik antara pihak - pihak terkait yang menangani masalah dana BPPDGS sesuai dengan tupoksinya masing masing.
 
          Untuk madrasah diniyah Nurudh Dholam proses penarikan dana BPPDGS oleh pengelola dalam hal ini kepala madin Nurudh Dholam bapak Imam Muslim dan bendaharanya Iksanudin dilalakukan 3 hari setelah dana BPPDGS masuk ke rekening yaitu pada bulan Nopember. Dana yang sudah ditarik dari rekening segera dialokasikan sesuai Rencana Anggaran Belanja Madrasah dengan alokasi bantuan untuk jenjang ula yaitu 196 siswa dan 6 ustadz dengan rincian Rp.17.640.000 untuk santri dan Rp.10.800.000 untuk ustadz , jumlah keseluruhan Rp.28.440.000 sedangkan untuk jenjang wustho yaitu 106 siswa dan 3 ustadz dengan rincian Rp.15.900.000 untuk santri dan Rp.5.400.000 untuk ustadz , jumlah keseluruhan Rp.21.300.000.

Kamis, 24 Januari 2013

Pondok - Pondok Pesantren di INDONESIA

          Jika anda ingin tahu data berapa sebenarnya jumlah Pondok Pesantren yang ada di indonesia yang telah terdaftar di Direktorat Pendidikan Diniyah & Pondok Pesantren, Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, berikut ini adalah link yang dapat anda tuju untuk mendownload daftar Pondok Pesantren se indonesia dari situs Direktorat Pendidikan Diniyah & Pondok Pesantren Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia yang diupdate terakhir pada Desember 2011.
Data tersebut berformat excel, mencakup Jumlah santri putra - putri, alamat, Nomor Telephone, Pendiri & Pimpinan Pondok Pesantren serta nomor statistik Pondok Pesantren.

        Dan berikut ini adalah  Link untuk masing - masing kabupaten yang dapat anda tuju untuk mendownloadnya kemudian dapat anda simpan dalam flash disk sebagai data file atau data cetak dan anda pun dapat langsung mengunjungi situs Direktorat Pendidikan Diniyah & Pondok Pesantren, Ditjen Pendidikan Islam kementerian Agama Republik Indonesia di http://www.ditpdpontren.com

1. NAD
12. Jawa Barat
23. Kalimantan Timur
2. Sumatera Utara
13. Jawa Tengah
24. Sulawesi Utara
3. Sumatera Barat
14. DI Jogjakarta
25. Sulawesi Tengah
4. Riau
15. Jawa Timur
26. Sulawesi Selatan
5. Jambi
16. Banten
27. Sulawsi Tenggara
6. Sumatera Selatan
17. Bali
28. Gorontalo
7. Bengkulu
18. N T B
29. Sulawsi Barat
8. Lampung
19. N T T
30. Maluku
9. Kep. Bangka Belitung
20. Kalimantan Barat
31. Maluku Utara
10. Kep. Riau
21. Kalimantan Tengah
32. Papua
11. DKI Jakarta
22. Kalimantan Selatan
33. Irian Jaya Barat


Oleh : Admin
























































Selamat datang di sites resmi Pondok Pesantren NURUDH DHOLAM Sidomulyo Kebonagung Pacitan Jawa Timur. Terima kasih telah berkunjung di sites kami .....! Semoga kunjungan anda dapat menambah wawasan dan khazanah kepesantrenan anda !!! Copyright 2013 by Mazybut - NDOROGURU